Selasa, 12 Mei 2009

Petrus, Penembakan Misterius


Tapi dua butir peluru segera bersarang di tubuhnya. Satu di dada dan satu di kepala. Tubuhnya lalu tumbang dan dibiarkan tergeletak di pinggir jalan. Esok hari, bisik-bisik beredar di masyarakat. Dia adalah Robert preman yang selama ini ditakuti, sampah masyarakat, bromocorah!

Mungkin nasib Bathi Mulyono masih lebih baik. Begitu mendengar dirinya ikut menjadi target, dia segera melarikan diri hingga ke sejumlah negara luar negeri seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. Meninggalkan istri dan anaknya yang baru lahir. Namun, Bathi dan anaknya yang kini berusia 25 tahun, Lita, telah bertemu kembali.

Tahun 1980-an. Ketika itu, ratusan residivis, khususnya di Jakarta dan Jawa Tengah, mati ditembak. Pelakunya tak jelas dan tak pernah tertangkap, karena itu muncul istilah "petrus", penembak misterius. Tahun 1983 saja tercatat 532 orang tewas, 367 orang di antaranya tewas akibat luka tembakan. Tahun 1984 ada 107 orang tewas, di antaranya 15 orang tewas ditembak. Tahun 1985 tercatat 74 orang tewas, 28 di antaranya tewas ditembak. Para korban Petrus sendiri saat ditemukan masyarakat dalam kondisi tangan dan lehernya terikat. Kebanyakan korban juga dimasukkan ke dalam karung yang ditinggal di pinggir jalan, di depan rumah, dibuang ke sungai, laut, hutan dan kebun. Pola pengambilan para korban kebanyakan diculik oleh orang tak dikenal dan dijemput aparat keamanan.

Kala itu, para pria bertato disergap ketakutan karena muncul desas-desus, petrus mengincar lelaki bertato. Peristiwa penculikan dan penembakan terhadap mereka yang diduga sebagai gali, preman, atau residivis itu, belakangan, diakui Presiden Soeharto, sebagai inisiatif dan atas perintahnya. "Ini sebagai shock therapy," kata Soeharto dalam biografinya, Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya.

Mayat-mayat itu ketika masih hidup dianggap sebagai penjahat, preman, bromocorah, para gali, dan kaum kecu yang dalam sejarah memang selalu dipinggirkan, walau secara taktis juga sering dimanfaatkan. Pada saat penembak misterius merajalela, para cendekiawan, politisi, dan pakar hukum angkat bicara. Intinya, mereka menuding bahwa hukuman tanpa pengadilan adalah kesalahan serius. Meski begitu, menurut Soeharto, “Dia tidak mengerti masalah yang sebenarnya.” Mungkin tidak terlalu keliru untuk menafsir bahwa yang dimaksud Soeharto sebagai orang yang mengerti masalah sebenarnya adalah dirinya sendiri.

Sayang, petrus hanya berlaku untuk preman kelas teri, mereka yang merampok karena lapar. Sayang, petrus tidak berlaku untuk preman berdasi, mereka yang mencuri karena mereka rakus...

79 komentar:

  1. siapa korbannya bathi mulyono saat itu?..

    ngga ada asap kalau nggak ada api

    BalasHapus
  2. bathi mulyono keluar masuk penjara kan?,penjara sudah tidak mempan makanya dia di tembak bukan?

    BalasHapus
  3. waduh saya ga ngerti yang beginian..

    BalasHapus
  4. Waktu itu para gali di Yogya pada ketakutan dan menghilang. Pernah ada juga razia tatto sehingga banyak yang takut walaupun tidak ditahan tapi orang harus menghilangkan tattonya di kantor polisi. Ngeri deh...

    BalasHapus
  5. apa ya kata Soeharto tentang petrus?

    BalasHapus
  6. Kata Soeharto dalam biografinya Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya:

    Pers ramai menulis mengenai kematian misterius sejumlah orang, dengan menyebut penembakan terhadap gali-gali, atau “penembakan misterius”, atau “penembak misterius”, atau disingkatnya lagi dengan sebutan “petrus”, dan sebagainya. Beberapa orang politik dan sejumlah kaum cendekiawan berbicara dan menulis tentang ini. Masyarakat ramai membicarakannya. Di forum internasional juga ada orang yang menyinggung-nyinggungnya, mengeksposnya. Dia tidak mengerti masalah yang sebenarnya.
    Kejadian itu, misterius juga tidak. Masalah yang sebenarnya adalah bahwa kejadian itu didahului oleh ketakutan yang dirasakan oleh rakyat. Ancaman-ancaman yang datang dari orang-orang jahat, perampok, pembunuh, dan sebagainya terjadi.
    Ketentraman terganggu. Seolah-olah ketentraman di negeri ini sudah tidak ada. Yang ada seolah-olah hanya rasa takut saja. Orang-orang jahat itu sudah bertindak melebihi batas perikemanusiaan. Mereka tidak hanya melanggar hukum, tetapi sudah bertindak melebihi batas perikemanusiaan.
    Umpamanya saja, orang tua sudah dirampas pelbagai miliknya, kemudian masih dibunuh. Itu kan sudah di luar batas kemanusiaan. Kalau mengambil, ya mengambillah, tetapi jangan lantas membunuh.
    Kemudian ada perempuan yang diambil kekayaannya dan si istri orang lain itu masih juga diperkosa oleh orang jahat itu, di depan suaminya lagi. Itu sudah keterlaluan! Apa hal itu mau didiamkan saja?
    Dengan sendirinya kita harus mengadakan treatment, tindakan yang tegas. Tindakan tegas bagaimana? Ya harus dengan kekerasan. Tetapi kekerasan itu bukan lantas dengan tembakan, dor! dor! begitu saja. Bukan! Tetapi yang melawan, ya, mau tidak mau harus ditembak. Karena melawan, maka mereka ditembak.
    Lalu ada yang mayatnya ditinggalkan begitu saja. Itu untuk shock therapy, terapi goncangan. Supaya, orang banyak mengerti bahwa terhadap perbuatan jahat masih ada yang bertindak dan mengatasinya. Tindakan itu dilakukan supaya bisa menumpas semua kejahatan yang sudah melampaui batas perikemanusiaan itu. Maka kemudian meredalah kejahatan-kejahatan yang menjijikkan itu.

    BalasHapus
  7. yup yup sayah pernah denger2 tentang si petrus ini

    BalasHapus
  8. saat itu, peristiwa petrus sungguh mengerikan. Berangkat sekolah, ketika saya melewati daerah persawahan, banyak kerumunan orang.. ternyata ada bromocorah tubuhnya penuh tatto yang dibuang di pinggir sawah setelah ditembak mati oleh petrus.

    BalasHapus
  9. Walau kejam, ada yang bilang PETRUS sempat membungkam kejahatan pada saat itu, benar gak?

    BalasHapus
  10. alasan apapun itu tetap Teror

    BalasHapus
  11. Jadi inget, waktu mau ngasih nama adik saya yang lahir tahun 80, tadinya udah nemu namanya trus ga jadi gara2 ada 'bromocorah' yang punya nama sama :-(

    BalasHapus
  12. BAIS ato kopassus kah yang menembak...? Semoga tidak, ini hanya dugaan.

    BalasHapus
  13. wew.. parah tuh.. tapi aman he..he,,

    BalasHapus
  14. dulu itu seserem apa yaa keadaannya,
    sampe metrus-metrus begitu?
    kalo sekarang ada metrus preman korupsi, bisa heboh beneran nih

    BalasHapus
  15. Iya tahun 80-an itu bapak saya juga cerita soal petrus. Waktu itu saya masih kecil sekali jg belum begitu bisa merasakan bahwa itu adalah sebuah kekejaman.

    Tp setelah 20thn kemudian, saya masih mikir bahwa barangkali petrus boleh diadakan kembali, karena sekarang kejahatan semakin meningkat. Tp kalo boleh petrusnya beraksi jelas, semua ditangkap dan hukum mati saja buat yg kejahatannya kayak memperkosa & membunuh. Hukuman matinya silahkan difoto di media biar para kriminil shock therapy. Kejam memang, tp itu msh jelas ada aturannya drpd mayat dibiarkan tergeletak begitu saja.

    BalasHapus
  16. yang salah tembak nggak diulas bos?

    BalasHapus
  17. Kalau ada bekas tato yang dihapus, berarti karena ketakutan, takut petrus salah sasaran... dan mungkin dalam kasus itu pasti banyak yang salah sasaran

    BalasHapus
  18. ada juga ya preman bernama Petrus
    hehehe

    BalasHapus
  19. ah, mungkin saya memang termasuk orang yg sadis & kejam, krn meskipun saya bukan orang yg pro-Suharto di tiap kebijakannya, tp ini salah satu yg saya setuju...

    kadang pengadilan berbelit2 & akhirnya memberikan hukuman ringan (atau malah membebaskan) yg bersalah, & mengacak2 kehidupan masyarakat lagi.

    ini memang jalan pintas, tapi buat saya lbh baik.

    mereka yg ditembak petrus bukan org2 yg merampok krn lapar, mereka sama saja rakusnya dg para koruptor, hanya saja asesori mereka bukan dasi, tapi otot dan tato.

    kemungkinan salah tembak?? kemungkinan selalu ada. dlm tiap hal, kemungkinan kesalahan selalu ada, apa lantas harus menghentikan apa yg sedang dilakukan? lebih baik memperbaiki agar lebih teliti & tepat sasaran...... lebih setuju lagi kalo sekalian para koruptor jg langsung ditembak di tempat.

    BalasHapus
  20. cerita yang tragisdimasa orde baru,,, hmm..

    BalasHapus
  21. main hakim sendiri ya namanya?

    BalasHapus
  22. Kalaupun tujuannya bagus, tetap saja caranya salah banget.
    Tapi cerita petrus ini sampai sekarang seperti jadi legenda yang menjadi salah satu landmark era 80 an

    BalasHapus
  23. Wik, koq medeni ngono sih Mas??
    Aku lg 5 thn wi... Mosok nang Pacitan plosok yo ono ngono wi Mas?

    BalasHapus
  24. mungkin pada zaman itu menurut mereka itu tindakan yang tepat...
    tapi kurang manusiawi kelihatannya...
    siapa tahu dia bisa berubah......

    BalasHapus
  25. @ riosisemut:

    wah yo ora, wong Pacitan apik2 kok, ora ana bromocorah-e...

    BalasHapus
  26. Ya, di kampung saya ada yang tatoan didadanya, trus nekad di setrika sendiri karena ketakutan, akhirnya mati tanpa di tembak. :)

    BalasHapus
  27. aku setuju dengan kalimat penutupnya. masalahe mas, yang berdasi waktu itu dadi ATM urip-e Pak Har. hehehhe. husss,wong wis seda dirasani.

    BalasHapus
  28. bagaimanapun, negara ato pemerintah tidak bisa melegalkan ato apalagi melakukan tindakan main hakim sendiri. semua kesalahan harus dibuktikan di pengadilan. ya kalo beneran preman, kalo cuman bertato trus dianggap preman dan terlanjur ditembak?

    BalasHapus
  29. ya, meskipun mereka preman, sampah masyarakat, namun mereka juga punya hak untuk hidup, hanya Tuhan yang berhak menentukan hidup mati seseorang ...

    BalasHapus
  30. waw... luar biasa bisa jadi cerita anak cucu.. andaikan sekarang m,asih ada... akankah negeri ini aman-aman saja?

    BalasHapus
  31. wah.. fenomena petrus itu ibarat death note aja yaa.. emang sih sebagai shock therapy, tapi kan ini kontraproduktif, kekerasan dibalas kekerasan tanpa adanya pengadilan

    BalasHapus
  32. Wah udah lama nih berita ini, inget jamn masih SD SMP

    BalasHapus
  33. owh, ternyata di Indonesia ada juga toh kasus pembunuhan misterius gini? kayak di detektif conan nih. kayak kisah jack the ripper di london itu.

    BalasHapus
  34. ternyata ada cerita mengenai pembunuh misterius segala ya..
    baru tau nih
    maklum, belum lahir di tahun 80an

    BalasHapus
  35. Kalo saya sich setuju2 aja ada Petrus, asalkan juga menyasar preman berdasi.

    Untuk tudingan bahwa hukuman tanpa pengadilan adalah kesalahan serius, saya tidak terlalu sepakat. Kalau hukuman dengan mengutamakan rasa keadilan bagaimana? Sepertinya di negeri ini tidak ada yg seperti itu...

    Salam

    BalasHapus
  36. hmmm...meski sadis namun kayaknya aksi petrus itu perlu dimunculkan lagi sekarang, sasarannya ya para penjahat2 berdasi itu..kalo bisa habis ditembak nanti dimayatnya ditinggali dokumen2 bukti kejahatannya...kayaknya keren tu...

    BalasHapus
  37. Iya dulu ngeri tuh kalau denger "petrus" gitu...

    BalasHapus
  38. Ngeri....!!! tak masalah jika target adalah sampah masyarakat....asal jangan sampe salah tembak, salah tangkap ajah dah buat buat azab....

    BalasHapus
  39. wah, saya gak tau,,
    coz belum lahir :D

    BalasHapus
  40. memang jack the ripper tuh siapa sih?
    'culun mode on'

    BalasHapus
  41. Hiih ngeri deh... dulu aku liat 2 korbannya di jalan

    BalasHapus
  42. penguasa penguasa....
    penjahat penjahat....
    rakyat rakyat....

    BalasHapus
  43. tapi buat sebagian orang juga, ada ketenangan karena penjahat diberangus

    BalasHapus
  44. saya jadi inget, ada sebuah jalan di kota asal saya yang angker banget, karena dulunya pernah dijadiin tempat buangin orang2 yang kena petrus

    BalasHapus
  45. Jaman dulu memang banyak petrus
    Moga sekarang gak akan ada lagi ya

    BalasHapus
  46. wah gak ngerti kalo dulu ama istilah petrus lah baru aja ngirup udara bumi hehehee

    but setuju ama tulisan akhir, kenapa hanya preman kelas teri aja yg di bunuh tanpa usul periksa
    trus yg udah bercokol selama bertahun-tahun di kursi panas pemerintah malah adem aja. kipasan pake duit rakyat.
    Soeharto. duhhh bikin tambh minus pandanganku terhadapmu Almarhum

    BalasHapus
  47. Bapak pernah cerita tentang ini sih,tapi tidak tau benar tidaknya. Kayaknya semacam main hakim sendiri njih mas? Ato hanya untuk memperkeruh keadaan karena katanya akan pemilu. Waduh,gak tau mas..

    BalasHapus
  48. Joe,.. kuwe Pacitan ndi?
    Aku yo Wong Pacitan lho, umahku pinggir segoro, Teleng.

    Piye kabare Pacitan sak iki Joe? Wis telung taon aku ra mulih.

    BalasHapus
  49. setuju juga dengan quote terakhirmu
    walau harus saya akui juga... ketika jakarta sangat tidak aman seperti ini, rasanya merindukan keberadaan petrus. preman dan penjahat sudah merajalela dimana2 dan tidak segan membunuh korbannya...

    trus musti gimana donk?

    BalasHapus
  50. kurang paham ama berita ini mas, tapi kalo dipikir2 petrus pahlawan juga ya buat memberantas kejahatan..

    BalasHapus
  51. just blog walking :))

    BalasHapus
  52. iiih, serem banget ya bang...

    BalasHapus
  53. Aku masih inget kejadian ini. Walau samar-samar... tapi yang jelas ada ketakutan saat itu.

    BalasHapus
  54. salah satu legend Indonesia.
    Soeharto dengan segala ketegasannya dalam menghadapi musuh-musuhnya, termasuk musuh masyarakat.

    salut !!!

    tapi sekarang seakan2 almarhum adalah sampah masyarakat.
    kenapa manusia hanya bisa melihat sisi buruknya :)

    di atas segala kecaman selama ini, masih ada orang-orang yang perduli dan bangga akan Soeharto :)

    BalasHapus
  55. Seandainya penjahat kelas kakap ditembak seperti ini saya malah setuju...

    BalasHapus
  56. Sayang sekali, tapi malah biasanya penjahat kelas kakap tidak tersentuh hukum, sebab mereka punya uang dan kekuasaan...

    BalasHapus
  57. Hmmm ngeri juga keadaan pada saat itu..

    BalasHapus
  58. yup..

    mungkin preman berdasi susah identifikasinya bro...

    kalo preman kelas teri kan tandanya bertato atau yang biasa malakin pedagang pasar

    BalasHapus
  59. preman yang bersertifikat, berijazah dan berdasi tidak didor memang

    BalasHapus
  60. waktu kecil didaerah sy juga ada yg kena tu, malem2 diambil dari rumah paginya udah ngambang disungai dalem karung... katanya penjahat

    BalasHapus
  61. Coba sekarang munculkan lagi PETRUS-PETRUS untuk memusnahkan siapa itu yang bikin skenario kasus KPK, BANK CENTURY. Liat aja mana ada yang ngaku, semua bilang tidak...tidak...tidak...

    BalasHapus
  62. Be aware.. adalah kata bijak yang sering disepelekan.

    Laten petrus sedang terjadi, sedangkan komunis saja di seberang sana menjadi dasar negara.

    Hidup Keadilan..!!

    BalasHapus
  63. Hemm, jadi misteri yang tak terungkap ya gan akhirnya.......

    BalasHapus
  64. Kayaknya sekarang harus dilakukan lagi deh... Gak tenang jalan sendirian di jakarta :(

    BalasHapus
  65. Usaha Petrus selama ini tidak sia -sia, Tahun tahun sekarang para preman membatasi kekejamannya, Nice try friend ;).

    BalasHapus
  66. bayangkan kalau para preman itu tidak diteror di tahun 80 - an, jaringan kriminal merekaakan semakin membesar dan kepolisian da hukum gagal total.

    saudara - saudara saya hampir aja ada yang menjadi korban premanisme. masa anak umur 10 tahun mau dipukuli sama anak SMA yang jadi preman?.

    Preman berdasi itu pohonnya, sedangkan preman bertato itu benihnya

    BalasHapus
  67. Si Cepot pasti melawan si buta AAAAA Sadayana, Gatot Gaca melawan Durjana Raja. tetapi alangkah baiknya kalau Gatot Kaca juga menyusul Si cepot yang sedang bertarung dan membantu si Cepot. bolehlah Gatot Kaca melempar si buta AAAAAAA sadayana sementara si cepot memanggil si Semar.

    BalasHapus
  68. Sebenernya pelaku Petrus kala itu adalah......BATMAN!

    BalasHapus
  69. Apa sekarang juga perlu?...kalau dulu ya kerah dekil alias preman kampung...kalau sekarang kerah putih alias tikus berdasi...

    BalasHapus
  70. sekarang perlu banget. gk cuma di jakarta. liat saja di daerah pedesaan, premanisme merajalela. datang bawa beceng, buat ngancem kalo nggak didahulukan.
    habisin aja semua preman2 itu, lebih baik cuma ada preman berdasi, dari pada 2-2nya.


    buat bupati wonosobo, gk usah pelihara preman lah, cuman bikin rusuh masyarakat saja

    BalasHapus
  71. informasi yang menarik untuk dibaca gan

    BalasHapus
  72. ijin copas gan, sbg tambahan tulisan saya trims

    BalasHapus
  73. Peristiwa cebongan mengingatkan kita masa lalu Petrus

    BalasHapus
  74. Artikel yang menarik dan berguna.

    Buruan Gabung Sekarang Juga dan Dapatkan Bonus Hingga Jutaan Rupiah disetiap Harinya hanya di dewa poker

    BalasHapus