Kamis, 12 Maret 2009
Franky & Jane, Balada Dua Bersaudara
Tapi dia memilih pergi dengan kereta malam. Sebab ada rindu pada orang tuanya yang sudah tidak tertahankan. Lalu dengarkan dia bersenandung lirih: Duduk di hadapanku seorang ibu/dengan wajah sendu, sendu kelabu/penuh rasa haru ia menatapku/seakan ingin memeluk diriku/dia lalu bercerita tentang/anak gadisnya yang t'lah tiada/karna sakit dan tak terobati/yang wajahnya mirip denganku…
Tapi itu hanya syair lagu Perjalanan yang dibawakan duet Franklin Hubert Sahilatua & Jean Maureen Sahilatua yang popuper di tahun 1970-1980-an silam. Franky & Jane kakak beradik bermarga Sahilatua pertama dikenal publik lewat album mereka yang berjudul Musim Bunga. Sebenarnya album yang diproduksi tahun 1978 tersebut adalah album ke dua dari nyong Ambon kelahiran Surabaya tersebut, namun baru di album Musim Bunga tersebutlah mereka mulai populer.
Duo tersebut segera menyita perhatian publik karena pilihan warna musiknya yang berbeda dari warna kebanyakan. Warna country dan lagu-lagu balada yang diusung duo tersebut, dengan musik yang sederhana. Acuh tapi manis Dengan suara gitar yang sangat menonjol, sedikit sentuhan aksentuasi dram, sedang suara biola memberi suasana dan latar belakang. Franky sendiri dengan terus terang mengakui banyak dipengaruhi John Denver, sedang Jane baik warna suara maupun kecenderungannya dalam menginterpretasikan lagu condong pada Melani yang cenderung meliuk-liuk dan merintih.
Dari segi lirik, lagu-lagu Franky & Jane hanya sedikit yang berbicara tentang cinta. Tapi Franky & Jane berhasil membuktikan bahwa meski tidak menjual cinta, namun mereka tetap bisa eksis. Simak saja judul-judul seperti Jaka Tarub, Bis Kota, Kepada Angin dan Burung-Burung tidak semuanya berisi lagu cinta platonis. Seperti halnya puisi-puisi Taufiq Ismail yang banyak dibawakan oleh Bimbo, demikian juga Franky & Jane banyak membawakan puisi dari Yudhistira Ardi Nugraha. Lihat saja dari 12 lagu di album Musim Bunga, 6 di antaranya adalah puisi karya Yudhistira Ardi Nugraha: Dari Sepi Ke Sepi Kembali, Perjalanan, Nyanyian, Benua Baru, Pelabuban, Pekerja.
Franky juga secara santun berani mengungkapkan ketidakadilan dalam masyarakat, satu hal yang sangat dianggap tabu di masa itu. Paling tidak, dia menunjukkan ke khayalak bahwa country tak hanya bisa akrab dengan cowboy-cowboy di Amerika. Bahkan album country daerahnya memperoleh penghargaan di ajang kompetisi bergengsi AMI (Anugerah Musik Indonesia). Keberhasilan album-album Franky & Jane, mulai dari Musim Bunga, Kepada Angin, hingga Burung-Burung, Dan Ketuk Semua Pintu, Panen Telah Datang, Di Ladang Bunga, Siti Julaeka, membuktikan bahwa pilihan music country-nya bukanlah pilihan asal tampil beda, tapi merupakan kesatuan semangat nyanyian hati seperti menyatunya petani dengan sawah ladang serta kicau burung di antara derai tawa anak-anak desa dan menyatunya pohon-pohon dengan suara kecipak air sungai, suasana alam pedesaan yang menawan. Simak saja syair Kepada Angin dan Burung-Burung:“…kepada angin dan burung-burung/matahari bernyanyi/tentang daun dan embun jatuh/sebelum langit terbuka…” atau pada lagu Semusim Sekali: “…senda gurau gadis tani/kicau burung yang bernyanyi/pada musim petik buah/di gunung jadi riang dan berseri…”
Franky memulai karier bermusiknya pada 1973 di Bengkel Musik "Lemon Trees" yang bermarkas di Surabaya. Di sana dia bertemu dengan musisi-musisi kawakan pada masanya, sebut saja Gombloh, Leo Kristi dan Arthur Kaunang. Meski Franky tidak bertahan lama di bengkel musik tersebut, namun harus diakui pergaulan Franky dengan mereka mampu memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi kelangsungan karirnya. Dan tahun 1977 dia memutuskan untuk merantau ke Jakarta.
Selain dikenal karena duonya dengan Jane, Franky juga mencoba bersolo karier. Awal debutnya menghasilkan album Balada Wagiman Tua yang dirilis pada tahun 1982, berturut-turut beberapa album dihasilkan, salah satunya Lelaki & Telaga berhasil mendapat simpati dari masyarakat. Selain itu, Franky juga sempat menciptakan lagu Kemesraan yang dibawakan oleh Iwan Fals, lagu yang sempat menjadi lagu wajib anak-anak muda di tahun 1980-an. Selain itu keberhasilan lagu 'Terminal', 'Orang Pinggiran', dan 'Menangis', tak lepas dari pertemanannya dengan Iwan Fals atau Emha Ainun Nadjib yang menyumbangkan lagu 'Perahu Retak'-nya kepada Franky Sahilatua.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
30 komentar:
blognya bagus banget mas... jadi rajin browsing kesini next time. dulu saya sering baca di http://lapanpuluhan.blogspot.com, apakah punya hubungan?
masa lalu emang gak bisa dilupain...
Terima kasih bang.
Tidak ada hubungannya sama sekali, saya juga baru menemukan blog tersebut setelah saya membuat blog ini. Ide membuat blog ini karena terinspirasi dari artikel di Kompas 2 Desember 2007, tentang nostalgia di tahun 80-an...
Iya Mas klu diputer lagu-lgunya Franky enak banget nggak kayak lagu-lagu jaman sekarang yang isinya cinta-cintaan melulu...
Mas Joe... blog yang ada link blogku yang mana ?
Yang ini sudah ada kok, coba saja dicek di FRIEND OF MINE...
apapun yang terjadi di dekade 80-an adalah sesuatu yang indah, karena masa itu merupakan masa-masa indahku.
hehehehe... makasih telah memberi ajang menggali kenangan indah...
era 80-an adalah era terbaik dunia musik, baik luar maupun dalam negeri... salud!!!
Franky & Jane..lagu-lagunya enak, syairnya menggugah dan tidak cengeng
rasanya emang ngangenin dengerin lagu yang pernah hit jaman dului
lagunya si papa sama mama neh hehehe tapi masih pernah terdengar di radio juga yah khusus siaran lagu 80an gitu:) lagu dulu dulu tu gak cuma menyek-menyek cinta melulu, tapi sarat dan penuh makna, mengandung cinta yg universal ke sesama juga ke alam dan makhluk hidup lain:)
Yap, dan cinta tidak hanya terjadi antara dua manusia, namun juga cinta yang lebih luas seperti sesama manusia, kepada alam ...
Wah, dimana ya bisa download lagu-lagunya?
The Indonesian Ballads Duet!
Lagu2nya everlasting...
Coba saja cari di Google mas...
sekarang jane kemana yah?
Lagu2nya franky & jane memang enak di dengar. Yang pasti segala sesuatu yang ada di 80-an memang masih nyaman terdengar.
Blognya saya link ya...
@ suwung:
Sekarang Jane tidak ada kabarnya, mungkin dia menjadi ibu rumah tangga saja ...
@ Mufti AM:
Silahkan mas, nanti saya bikin juga
kabarnya gimana ya mereka
“hi mas pakabar? Saya baru publish postingan baru nih dan saya perlu komentar Anda baik saran maupun kritikan, komentar Anda sangat berarti buat blog saya!”
Dan saya juga mengajak tukar link ! apakah Anda Mau !?
Kunjungi http://kelincex.blogspot.com
kalo lihat cover album tahun 80an, yang buat aku ketawa ada tulisan... i.e vol.8... eksis banget waktu itu. trus juga ada lgu balasannya. kaya lagu untuk sebuah nama, meriam bellina. sudah pernah dnger belum balasannya? reminds me @ the past, deh.
@ Remba:
Kabar baik. Tukaran link? Silahkan saja...
@ deviw:
Betul, covernya sederhana ya, biasanya hanya menampilkan wajah si penyanyi begitu saja...
emang gak pernah bosen kalo maen kesini
Terima kasih, silahkan main setiap saat...
Dear mas Joe,
Thanx udah ke blog saya yang berasal dari ujung selatan Indonesia (NTT).
Saya suka blog ini karena membawa kenangan ke tahun 1980-an, yaitu masa di mana saya masih jadi anak muda kinyis-kinyis (bahasa Kupangnya: anak muda 'kerutuk) he he he he. Sekarang saya sudah jadi bapaknya anak muda ha ha ha ha ha ha...
Franky and Jane ngetop pertama kali kali akhir taon 1970-an. Kalo nggak salah taon 1977 lewat lagu Ali Topan Anak Jalan. Sejak itu itu FJ "top kenceng" dengan corak musik yang memuja alam dan lingkungan hidup. Sampe akhirnya kiprah FJ agak mengendor tahun 1980-an pertengahan karena kuatnya pengaruh musik-musik yang agak nge-jazzy dengan chord-chord yang lumayan rumit kayak Fariz RM, Mus Mujiono, Deddi Dhukun dll. dari aliran musik yang disebut musik pop kreatif + plus musik-musik manisnya rinto harahap, pance pondaag, Obbie Messakh dan sejenisnya. Dan sudah barang tentu musi dangdut.
Meski jagad permusikan Indonesia diuasai trio musik pop kreatif, pop manis dan pop dangdut tetapi musik berbasis genre country dan Folk enggak "musnah" karena masih ada beberapa penyanyi yang mengusung genre ini dan cukup disukai masyarakat. Dua tokoh yang harus disebut adalah Ebiet G ADE dan, terutama, Iwan Falz. Kemunculan Iwan Falz yang fenomenal dengan lirik-lirik protesnya itu ternyata mempengaruhi corak musiknya Franky, apalgi setelah "menghilangnya" Jane.
Setelah agak lama menghilang dan sempat diingat orang sebentaran lewat lagu ciptannya "kemesraan" (bareng adiknya, Johnny Sahilatua), Franky ”balik” di akhir 1980-an dan awal 1990-an tetapi corak musiknya berubah dengan mengusung syair-syair kritik sosial. Lagu "perahu retak" menjadi salah satu contoh. Sesudah reformasi ke arah tahun-tahun terakhir ini, Franky malah bermetamorfosis lagi menjadi pemusik aktivis politik.
BTW, duo FJ dan juga Franky sendiri harus dicatat pernah memberi warna tersendiri bagi sejarah musik pop di tanah air.
Tabe
Wah, terima kasih Pak atas tambahan infonya... Ya, terakhir Franky terlihat ikut serta dalam tim kampanye Amien Rais dan Siswono Yudho Husodo menjelang pilpress 2004 dan sempat menciptakan lagu juga, Saat Kejujuran Memimpin ...
Oom Franky waktu masi muda cakep juga ya. hahaha. :P
sekarang juga masih cakep kok...
Mas, salam kenal ya
Blognya bagus banget
asli..sederhana tapi kontensnya oke
Unik mas, wah membahas tentang dekade 80'an
he..he jadi tahu sejarah
saya belum lahir tuh!
Joe...dapat dari mana cover Franky & Jane....aku dulu cuman tahu lagunya doank loooh.......
Ada lagunya Franky yang begini...
Indah memercik
Air Pancuran
Ditelagaaaaaa
Satu album dengan itu ndak ya..? Jaman2 nya abang guwe tuh lagu, lebih tua dari Si Ambon Daniel Sahuleka.
kan tinggal tanya Google pakde...
mp3 franky & Jane lumayan lengkap di www.indo-jadul.blogspot.com
Posting Komentar