Minggu, 22 Maret 2009
Mardi Lestari, Manusia Tercepat di Asia
Ketika kecil dia lebih menyukai sepakbola ketimbang atletik. Mardi Lestari putra Jawa kelahiran Binjai, Sumatera Utara, 19 Januari 1967. Dari lintasan atletik bertaraf lokal akhirnya dia berhasil melanglang buana di tingkat internasional, berpacu dengan pelari-pelari papan atas dunia.
Pada Olimpiade Seoul 1988 di lintasan atletik Stadion Olimpiade Seoul, Korea Selatan Mardi Lestari adalah satu-satunya wakil benua Asia yang masih bertahan dari 16 pelari yang masuk semifinal lomba 100 meter atletik olimpiade. Dengan waktu 10,32 detik yang dicatat saat babak kedua seri keenam dia masuk babak semifinal bersama dengan Carl Lewis (AS), Ben Johnson (Canada), Linford Christie (Inggris).
Sebelumnya pada babak pertama, Mardi berhasil masuk tiga besar seri ke tiga dengan catatan waktu 10,40 detik. Di depan Mardi ada pelari pemegang rekor dunia waktu itu, Calvin Smith (AS) dengan waktu 10,28 detik dan berselisih 0,01 detik dengan sprinter Attila Kovacs dari Italia yang menyentuh finish dalam 10,39 detik. Sebelum Mardi Lestari, pelari Indonesia yang juga pernah menembus semifinal Olimpiade adalah sprinter Purnomo Mohammad Yudhi yang dicapai pada Olimpiade Los Angeles 1984.
Sesudah prestasi 1988 Mardi ini, tidak seorang pelari Indonesia pun mampu lolos ke semifinal kejuaraan tingkat dunia, termasuk pada kejuaraan dunia atletik. Mardi mencatat prestasi fenomenal lain: merebut medali emas 100 dan 200 meter SEA Games, pekan olahraga kawasan Asia Tenggara yaitu Sea Games tahun 1989 yang berlangsung di Kuala Lumpur. Dia mencatat waktu 10,41 detik (100 meter) dan 21,00 detik (200 meter). Mardi juga mencetak hattrick pada 100 meter karena dia menjuarai juga nomor itu ketika SEA Games berlangsung di Manila 1991 dan di Singapura 1993. Tahun 1987 Mardi merebut medali perak nomor ini, kalah dari Suchart Jaisuraparp dari Thailand.
Dari pentas PON XII di Jakarta, dari lintasan atletik Stadion Madya Senayan dia membuat sensasi. Hari itu 20 Oktober 1989, dia memecahkan tiga rekor sekaligus yaitu rekor PON, nasional, dan Asia pada nomor paling bergengsi 100 meter.
Mardi Lestari mengukir waktu 10,20 detik pada jarak 100 meter. Catatan waktu ini lebih cepat 0,08 detik dari rekor Asia sebelumnya yang dipegang oleh Li Tao dari Cina. Catatan waktu ini juga 0,12 detik dari rekor nasional lama ini yang diukir Mardi Lestari sendiri.
Untuk tingkat nasional catatan Mardi segudang. Selain rekor nasional yang sedikitnya lima kali dipecahkannya (untuk 100 dan 200 meter) Mardi juga meraih gelar juara nasional. Pekan olahraga empat tahunan, PON, juga dua kali dikuasainya. Pada PON XII tahun 1989 dia merebut dua medali emas, juga dari nomor spesialisasinya 100 dan 200 meter. Ini diulanginya empat tahun kemudian pada PON XIII tahun 1993. Prestasinya yang dicatat dengan tinta emas ini mengantarnya menjadi Olahragawan Terbaik tahun 1988 dan 1989 pilihan para wartawan olahraga yang tergabung dalam Siwo/PWI.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
43 komentar:
Iya saya masih ingat banget dengan Mardi Lestari...manusia tercepat indonesia ...tapi sayang regenerasinya tidak berjalan dengan mulus...dan prestasi semua cabang olah raga indonesia mengalami penurunan yang sangat signifikan
Dulu atlit-atlit Indonesia sangat disegani di kawasan Asia Tenggara bahkan Asia, sekarang bahkan kita tertinggal dengan negara-negara seperti Singapura atau Vietnam yang dulu kita anggapa sebagai pupuk bawang...
Kok gak ada fotonya Mardi Lestari?
Wah maaf, aku sudah cari di majalah2 lama tidak ada, tanya sama Oom Google juga tidak tahu, padahal sudah dikejar deadline. Ntar aja deh kalau sudah ketemu tak susulin. Thanks ...
ngantuk aku... gak tahu harus koment apa...
atlit indonesia tuh rada kurang regenerasinya ya?! jadi kalo dia berjaya, jayaaaaa terus, nah pas pensiun, kaga ada penggantinya
Iya, banyak tuh atlit yang setelah dia tidak berprestasi terus hidupnya terlunta-lunta. PR buat pemerintah agar menghargai mantan atlit berprestasi
seandainya ada mardi yang lainnya pasti nama indonesia pasti lebih harum lagi
Ada sih sprinter muda Indonesia namanya Franklin Buruni. Franklin berhasil memecahkan rekor nasional lari 200 meter yang dicetak Mardi Lestari tahun 1986 lebih cepat 0,03 detik atau catatan waktu 21,44 detik. Semoga dia bisa lebih berprestasi...
terus terang... diriku lupa... hanya lamat lamat inget
habis manis...
sepahnya kemana yaah?
wah... masih ada juga ya arsip2 lama hehe...
Atlit sekarang mgkn kebanyakan hura-hura, niat berprestasinya tdk spt atlit2 lama..
keren nih blog, cocok buat mereka2 yg ingin bernostalgia. salute
thanks atas pujiannya, memang niatnya hanya ingin bernostalgia kok, mengingat-ingat masal lalu...
gak ada mardi lestari junior yg terlahir selanjutnya yah hiks sayang banget, dulu suka banget nih liat PON ato acara olahraga laen gitu, event2nya gak pernah lewat kalo skarang koq gak tertarik sama sekali yah, males gitu(thinking)
aduhh .. saya kok gak tau tentang mardi lestari ya ?
he...kebetulan aku juga juara lomba lari teknisiade dulu pas masih muda..
tapi skrg dah jrg lari2 pagi,tapi bolehlah diadu,he...
Diadu sama Mardi Lestari mau?
tak kiro mardi bakul sayur kalah tempatku lik !!
Ning Klaten ana warnet to?
saya masih awam dengan nama nya...
yg jelas dya telah mengharumkan nama bangsa kita selain itu generasi2 sekarang blom ada yg seprestasi dya. hebat coy...
lama tak kesini ^^
well come back ...
mang nang pacitan po ra ono warnet !! hiburane coli !! haaaa........
hehehe.... jadi inget jaman remaja. mardi lestari emang top. ben jhonson klo gak salah dulu pernah pake doping ya...?
Ya, di Olimpiade Seoul 1988 Ben Johnsonn terbukti menggunakan doping sehingga emas 100 m yang diraihnya dicabut...
wahh orang indonesia ya
Siapa yg akan menyusul???
saya baru tau ceritanya diblog ene..thx for sharing
org indo ternyata banyak yg berprestasi yah
tengyu dah mampir sob!!! itu cuma ide gila jaman jahiliyah. sekarang jg dah gak pernah lagi sejaka peristiwa memalukan itu. tengsin pisan, wakakakakakakakkkk. kan hidup biar lebih hidup harus coba hal2 gila sekali2
casual cutie baru tau siapa itu Mardi Lestari dari baca postingan mas Dekade80
Indonesia dulu memang macannya Asia Tenggara. Di SEA Games selalu menjadi yang pertama. Entah mengapa sekarang di tingkat Asia tenggara aja kita hampir tenggelam kalah bersaing dengan negeri tetangga. Dan Cabang andalan Bulutangkis pun semakin merosot.
wow, blog mengenai club eighties nih, hehehe. good blog. aku link yeah. i love jazz...
sekarang Si Bapak Mardi Lestari di mana yaahhh? Bagaimana keadaannya, juga keluarganya...
Sekarang beliau bekerja Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BPDSU), sambil mengasuh buah hatinya tiga anak, Sindy Ratna Lestari (8 tahun), Renaldi Syahputra (6 tahun), dan Ramdandi Lestari (4 tahun) serta melatih anak-anak yang akan mewakili Sumatera Utara dalam Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas).
waduh. kok saya baru tau ya di Indonesia ada atlet tercepat seasia
*dari dulu kemana aja gue?
Paling strategis agar Indonesia tampil di dunia ya lewat olah raga, paling top lagi ya lewat sepakbola, andai PSSI ngalahin Jepang saja atau Korsel. Dah pasti ngetop deh, berkibar kembali Nasionalisme ini.
Indonesia ngalahin Korea? Wah kapan ya?
hemm aku selalu dukung Indonesia...
waduh.. Indonesia2.. maju donk.. ciptakan generasi baru lagi
wah,.... dari sekian banyak yg komentar, ternyata daku yg paling beruntung....
dulu sempat kenal sama mardi lestari,... kebetulan pernah satu klub, cuma beda 'grade' sama beda 'nasib'... :D
nama klubnya FMM, pelatihnya Carolina Rieuwpassa, mantan pelari cepat yg sering mewakili indonesia di olimpiade...
tahun berapa yah dulu itu,.... sekitar '88 kalo ga salah, pas kelas 6 SD....
ah... koq jadi bernostalgia gini sih...
anyway, thank's buat mengingatkan daku pada sebuah cerita lama yg hampir terlupa.....
I absolutely love your blog and find nearly all of your post's to be precisely what I'm
looking for. Does one offer guest writers to write content in your case?
I wouldn't mind creating a post or elaborating on most of the subjects you write related to here. Again, awesome web log!
Also visit my web site learn piano
Posting Komentar