Kamis, 22 Januari 2009

Nyonya Diah, Misteri Mayat Terpotong Tujuh


Kelak orang akan mengenangnya. Karena pada ibu-ibu PKK Rawasari Jakarta, Nyonya Diah pernah berucap: "Kalau saya meninggal nanti, mungkin akan terkenal se-Indonesia". Entahlah, apakah hal itu berupa doa, karena tiba-tiba ucapannya berubah menjadi kenyataan. Meski dengan cara yang tragis, bahkan teramat tragis.

Sebab kemudian Nyonya Diah yang sehari-hari dikenal sebagai guru TK Trisula itu ditemukan dalam keadaan mati. Tubuhnya terpotong tujuh yang ditemukan di depan kampus IKIP Rawamangun (sekarang Universitas Negeri Jakarta). Wajah korban disayat, hidungnya dipapras, jari tangannya dibuang.

Pembunuh agaknya sadar betul bahwa sidik jari gampang diidentifikasi untuk mengetahui jati diri korban. Dugaan pelaku benar. Sebab penyidik kemudian hanya bisa memastikan bahwa korban seorang wanita berumur sekitar 45 tahun. Rambut berombak, sebagian memutih, dan bekas disemir. Kulit kuning mulus.

Dan ternyata kemudian, manusia yang dipuja-puja sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia, karena diciptakan lengkap dengan akal dan nurani, namun ternyata bisa menjelma menjadi makhluk yang paling bengis. Adalah Agus Naser Atmadiwirja. Dia adalah Kepala SMA Muhammadiyah II Kemayoran, Jakarta. Dia adalah suami Ny Diah, wanita yang malang itu.

Tahun 1989. Pada hari yang naas itu mereka bertengkar. Nyonya Diah rupanya mencium mencium gelagat bahwa Agus beristri dua. Dengan sebatang kayu dipukulnya ke kepala Diah dua kali, hingga membuatnya roboh. Tidak hanya itu seperti kesetanan lantas ia membentur-benturkan kepala istrinya ke tembok dan lantai sampai istrinya tewas.

Lalu di dalam rumahnya yang sunyi Agus mencincang tubuh istrinya, lalu dimasukkan ke dalam dua karung plastik bekas tempat beras. Sebuah karung diisi potongan badan korban, yang sebuah lagi diisi potongan kaki, tangan, dan serpihan-serpihan daging. Merasa bahwa kerjanya belum rapi, jari-jari korban yang bisa dijadikan petunjuk identitasnya dirusak. Wajah korban juga disayat. Kepala korban sengaja dimasukkan tersendiri ke kantung plastik hitam.

Selanjutnya Agus menghilang dari rumahnya, Jalan Percetakan Negara, Jakarta, sebelum dia kemudian ditemukan polisi di rumah istri mudanya di Kampung Cikangkung, Cisewu. Kepada polisi Agus mengaku memutilasi istrinya karena terinspirasi oleh kasus mayat terpotong 13 yang ditemukan di Jalan Jenderal Sudirman, pada tahun 1981, yang hingga kini belum terungkap.

Maka begitulah, yang telah mati tetaplah mati. Namun setidaknya setiap kematian selalu meninggalkan pesan. Juga sebuah renungan untuk yang ditinggalkan.

27 komentar:

Anonim mengatakan...

salam kenal oii

Anonim mengatakan...

Kok masih ingat aja, ya mas, kejadian beberapa belasan tahun lalu. Seharusnya emang jadi pelajaran bagi kita untuk selalu waspada.
Salam kenal. ditunggu di blog aku.

Anonim mengatakan...

waaaaaaaaaaaaahhh..
kejadiannya tahun 1989?
aku udah lahir kok om, tapi baru umur 1 tahun ya..
hohohoho..
waaaaaaaaahhhh, gila banget sich pelaku ya..
om ini gimana sich, masak postingan seperti ini kok di publikasikan..
aduuuuuuuuh, aku jadi mual ngebayangin gimana mayatnya..
*huuuuuuuuuuuuuuuuuh*
ngeri banget ngebayanginnya..
hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii..
yang bersejarah aja om ya, jangan yang sadis sadis gini..
hehehehe
oiya, tangkiyu ya udah mampir ke tempatku..
yang sering ya mampirnya..
hohohoho
*ngarep banget*
aku sampek mau nangis, karena mual ngebayangin mayatnya..
huuuuuuuuuuuuuuuuhhhh...

kw mengatakan...

serem.. semoga tak terulang :)

Anonim mengatakan...

selalu ada hikmah ya sobat
dan kematian itu pasti adanya

Anonim mengatakan...

@anton:
@lris:
Salam kenal juga

@rampadan lagi mual
Cuma mau bernostalgia saja kok, sori kalo bikin kamu gak nyaman, makanya fotonya tidak aku publish, soalnya aku juga gak tahan kok.
Anyway, thanks telah mampir.
Jangan om dong... I'm not that old...

@kw
@cucuharis
Yup sama.
Thanks telah mampir

Anonim mengatakan...

Yap, kematian adalah tamu tak diundang... apakah kita siap jika dia telah datang?

Salam hangat ya

joe mengatakan...

Dan kematian bisa datang setiap saat, tak perduli kita siap atau tidak...
Salam juga

Anonim mengatakan...

hidup berlanjut ke kematian terjadi di dunia. setelah itu ke mana ? hanya diri sdr yg tahu......

joe mengatakan...

Setelah itu ke mana, tergantung kepada kita kok. Kita yang menentukan hitam atau putihnya

anna fardiana mengatakan...

mas Joe...
kok ya masih inget aja sih, sembernya dari mana aja ini?

anyway, sekarang aja byk kasus mutilasi yang jadi berita di TV dan kemudian muncullah banyak copycat-nya...jadi kasus ini belum selesai, muncullah kasus yang semacam.... ngeriii...

joe mengatakan...

Menurut kriminolog UI Adrianus Meliala, salah satu faktor yang menyebabkan orang melakukan mutilasi adalah untuk menghilangkan identitas korban dan jejak pelaku. Dan biasanya mereka meniru dari pelaku yang lain sebelumnya, atau copycat.
Sumbernya? Ada aja...

aBhet mengatakan...

pembunuhan paling gak kenal prikemanusiaan..

nicha mengatakan...

mas joe, darimana sumber nya??? udah lama banget. Ex guru TK ku nih mas.

joe mengatakan...

Sumbernya banyak tuh, dari tempo, jawa pos, wikipedia, dll...
Wah eks guru ya, turut berduka cita deh...

Anonim mengatakan...

Waaahh ini berita mutilasi pertama yg gw tau. Pd saat berita ini santer di koran2 umur gw msh 8thn (skrg sdh 31th).

Altagracia mengatakan...

Aku masih kelas 3 SD, tapi aku ingat berita di koran saat itu dan rasanya takut melihat sketsa wajah korban, hehe,,,

Unknown mengatakan...

Aku Ngiranya Tahun 1989 Mutilasi NY. Diah itu : yg Pertama di 🇮🇩, tapi Nyatanya 1981 Udah Terjadi & jadi Inspirasi bagi Suami NY. Diah u/ Memutilasi NY. Diah, Istrinya sendiri. Berita ini dœlœ Sangat Héboh & Aku dibuat Kebayang-bayang terus. Waktu itu Aku Dapet Info tsb. dari Koran Pikiran Rakyat Bandung, sewaktu Aku Masih Remaja di Kota Bandung : My Lovely City 🆗💗👍👍

Unknown mengatakan...

Jadi teringat kembali di bulan puasa di pagi hari rame2 di samping jembatan penybrangan jalan sungguh miris melihatnya waktu aq masih kerja di Ayam goreng ny Suharti

Unknown mengatakan...

Pak agus kepala sekolah saudaraku yang sekolah muhamadiyah GARUDA di kemayoran

Anonim mengatakan...

Peristiwa dekat rumahku nih, dulu ngeri klo lewat rumah almh. Tp skr lupa rumahnya yg mana.

Unknown mengatakan...

Sereem iih dgrnya..huhuhu

Eva mengatakan...

Dulu terkenal banget kasus nyonyah diah ini,kejadiannya dekat sekali dgn rmh saya,saat itu saya berusia 8th msh SD jd dulu itu kalau kita anak2 sebaya saya mau jalan pagi k monas pst lewat rumah TKP,dan semuanya lari terbirit2 krn horor...kalau boleh tau kira2 pelakunya si suami apa kbrnya ya skg ini sdh meninggal apa msh hidup d penjara atau bebas...yg saya pengen sih hukuman mati saja krn itu kasus tersadis pd saat itu thn 1989

Ekichi Seijuro mengatakan...

Wah 2014 yang lalu saya nge kos di jalan pemuda rawamangun karena kuliah di UNJ (IKIP)tak mengira pernah ada kasus sesuram ini

Unknown mengatakan...

Saya tahu kasus itu.Kebetulan dkt rumah nenek saya di rawamangun.dulu kalo lwt jl pemuda merinding krn gk serame skrg.

Unknown mengatakan...

Pa agus sdh meninggal infonya di awal 2018

Anonim mengatakan...

Baru saja ya