Rabu, 25 Februari 2009

Wiro Sableng, Petualangan yang Tak Pernah Selesai


Dari atas bukit itu dia berdiri gagah menatap langit, pada awan-awan yang berarak-arak. Rambutnya panjang sebahu, diikat dengan kain. Bajunya agak kumal, dulu mungkin pernah berwarna putih. Dadanya bidang tertulis rajah angka 212. Sebab dia adalah pendekar sakti Wiro Sableng.

Wiro Sableng yang terlahir dengan nama Wira Saksana merupakan tokoh fiksi rekaan Bastian Tito (23 Agustus 1945 - 2 Januari 2006). Melalui tangannya telah lahir ratusan episode petualangan Wiro Sableng di rimba persilatan. Wiro Sableng dikenal memiliki senjata andalan yaitu sebuah kapak besar bermata dua bergagang berupa seruling dan dengan ujung berbentuk kepala naga. Pada masing-masing mata kapak juga terukir angka 212. Dari mulut ukiran naga dapat menembakkan jarum-jarum beracun dengan jalan menekan tombol rahasia pada kapak. Sedangkan ‘seruling’ di gagang kapak dapat ditiup dan mengeluarkan suara yang sangat dahsyat. Selain itu Wiro juga dikenal memiliki berbagai ilmu kesaktian yang didapat dari guru-gurunya yang berbeda-beda selain dari Sinto Gendeng, yaitu Pukulan Harimau Dewa yang sanggup menghancurkan apa saja tanpa perlu mengeluarkan tenaga dalam, Pukulan Sinar Matahari yang konon dapat melumerkan borgol besi ataupun Pukulan Angin Es yang mampu membuat lawan tak dapat bergerak karena sangat kedinginan.

Sebagai cerita fiktif, Bastian Tito tidak menyebutkan secara eksplisit dari jaman apakah Wiro ini berasal. Hanya misalnya dalam episode Maut Bernyanyi di Pajajaran diperkirakan bahwa tokoh ini memiliki setting waktu di era Kerajaan Pajajaran, meski tidak disebutkan pada masa raja siapa yang berkuasa pada saat itu. Bastian Tito tidak menggambarkan karakter Wiro ini sebagai tokoh yang selalu putih. Namun demikian pada beberapa seri disebutkan juga Wiro berada di era Mataram Kuno.

Di sini digambarkan bahwa Wiro memiliki karakter urakan dan mata keranjang. Beberapa tokoh-tokoh lain juga digambarkan berkarakter abu-abu. Seperti Sang Guru Sinto Gendeng digambarkan sadis, suka membunuh musuhnya dengan kejam, tokoh Tua Gila yang pada masa mudainya doyan meniduri perempuan, kakak beradik Dewa Sedih dan Dewa Ketawa yang sifatnya berubah-ubah.

Meski menggunakan setting tempat di tanah Jawa, terkadang Bastian juga membawa pembacanya melawat ke berbagai penjuru seperti Sumatera, Madura atau Bali, bahkan hingga ke luar negeri Jepang dan Cina. Itu bisa kita baca pada seri Pendekar dari Gunung Fuji maupun Sepasang Manusia Bonsai. Dalam cerita Wiro Sableng ini Bastian sering menggunakan istilah-istilah bahasa daerah seperti mencong, beser. Demikian juga Bastian menciptakan satuan waktu yang mungkin tidak kita temukan dari cerita-cerita persilatan lain seperti sepeminuman teh, sepenanakan nasi, sepelemparan tombak, sepelemparan batu.

Bahkan terkadang Wiro juga dibawa melampaui akal dan logika seperti dikisahkan terlempar pada masa 1200 tahun silam. Di negeri Latanahsilam itu, Wiro bertemu dengan tokoh-tokoh unik dengan ciri-ciri fisik yang juga unik. Misalnya tokoh Hantu Jati Landak yang merupakan perpaduan karakter tumbuhan badannya mirip kayu jati yang lurus, kaku dan kokoh dan hewan dengan kulit dipenuhi duri mirip landak.

Sayang petualangan Wiro ini harus berhenti di tengah jalan karena Bastian Tito kemudian dipanggil menghadap Tuhan. Bastian meninggalkan cerita yang tidak pernah selesai dan pesan seperti yang tertulis di salah satu episode:… Kematian bagian dari semua insan. Nyawa manusia adalah semata milik Yang Maha Pencipta dan Maha Kuasa patut dihormati. Mengapa manusia terkadang bertindak mendahuluiNYA, membunuh manusia lain seolah dia yang menciptakan dan menghidupkannya. Jangan membuat sejuta alasan untuk menghalalkan kematian seorang insan. Sungguh besar tanggungjawab di dunia dan juga di akhirat.

67 komentar:

Anonim mengatakan...

Guru dan murid sama sinting. Ngomong2 kapaknya msh ada ga ya..:D

Mbah Koeng mengatakan...

pertamaX
walah guru sinto menggambarkan yg nulis Blog to ? weruh wedokan nganggo rok pendek wae wis bingungi jare pengin Nubruk !! wekek...kek...kek...

joe mengatakan...

@ Rommi Ariesta:
Mungkin disimpan sama ahli warisnya ya...

@ Mbah Koeng:
Wah terlambat...

Anonim mengatakan...

hohooo..salah satu film favorit ku neh...kalo di tV jurus nya keren2...
paling inget sama pukulan matahari ama jurus kunyuk melempar buah...hahahah,...seru dah

rayearth2601 mengatakan...

wew, wiro sableng, dulu suka banget baca novelnya, tapi sekarang sudah lupa cerita ceritanya, hehe

Anonim mengatakan...

sayang banget ya, kaya kung fu boy...
Jadi gatau gimana ending aslinya....

Anonim mengatakan...

saya paling suka kalo Wiro sudah melet-melet (menjulur-julurkan lidah) mengejek lawannya :lol:

Anonim mengatakan...

Saya jadi teringat nginep di rumah temen waktu SMP gara2 ngantri pinjem bacaan 212 ini...he..he..

Anonim mengatakan...

tumben diriku bisa koment weh aneh ????
sippp.. dah koneksi nagk gitu lelet

maaf diriku kurang suka wiro sableng

joe mengatakan...

@ Septian:
Iya, dulu pernah diputar di RCTI minggu siang ya...

@ rayearth2601:
Namanya juga sudah lama ya...

@ arikaka.com:
Iya, pasti para penggemarnya pada penasaran...

@ Kang Nur:
Kalau sampeyan suka melet juga gak?

@ Narmadi:
Waduh sampai segitunya...

@ suwung:
Iya, kerusakan bukan pada televisi anda...

Anonim mengatakan...

cara dia menulis pesan bagus banget. manusia memang ga pernah punya hak untuk saling mematikan..

namaku wendy mengatakan...

huehehehe ini bacaan paporit suamiku, maniak banget sampe cape deh nungguin ia selesai baca, sampe ktiduran pula:p

Senoaji mengatakan...

mas pernah posting gundala putra petir sama deni manusia ikan, kalo eny erro (sentensilan) tahun2 segitu kan, itu pernah gak??[bukan maksud porno lho ini]... asik pol blognya...

Anonim mengatakan...

Mas, maaf neh kalo salah tempat...
Blog ini kan mbahasa segala hal di tahun 80 an kan? aku mo request sesuatu dong....

Gini neh, aku pengen tahu gimana seh keadaan dunia saat Unisovyet masih jadi negara adidaya? kan kalo sekarang di dominasi USA terus...

Jaman itu pasti seru....(mungkin)...
pemberitaan2 jaman itu gimana yah? pasti perang berita dah....kalo bisa dijelasin terperinci dah...ditunggu...kalo dah selse kabarin yah...

makasi

Admin mengatakan...

maaf ya.. numpang nih gw...


PENGUMUMAN

"undang KOPDAR Blogger Pekanbaru"
malam ahad tgl 28 feb di Riau Pos jam 8:00 wib
MOHON KEHADIRAN KAWAN2
agenda slaturahim dan pembentukan komunitas
Blogger Kota Pekanbaru

Anonim mengatakan...

hehehe...indonesia bgt ya
seru emang dan berkarakter

Anonim mengatakan...

Wirosableng ......ku rindukan pukulan mataharimu.....!

joe mengatakan...

@ easy:
Hanya Tuhan yang menentukan hidup dan matinya manusia...

@ namaku wendy:
Wah, jadi dicuekin ni...

@ Senoaji:
Thanks atas masukannya ya. Enny Arrow juga masuk kategori kok...

@ Septian:
Saat ini saya lebih berkonsentrasi ke isu-isu dalam negeri saja. Namun, thanks atas masukannya...

@ Sang Penyamun:
Semoga sukses saja acaranya boss...

@ antown:
Setuju...

@ iko:
Awas terkena pukulan lho, jangan dekat-dekat...

banggundul mengatakan...

cari kapaknya di google yuk ...


heheh

Anonim mengatakan...

wah jadi ingat wkt masih diputer filmnya wiro sableng

Anonim mengatakan...

Wiro Sableng pendekar idolaku, dulu nonton pas masih di layar tancep klo ada hajatan. hahahaa

Anonim mengatakan...

Cerita tentang wirosableng banyak dikenal di masyarakat

Anonim mengatakan...

wah pendekar yang gendeng ya.. wiro sableng, dia orang mana aku lupa??

joe mengatakan...

@ banggundul:
Ayuk, siapa tahu nyasar di sana...

@ joanne:
Pasti nontonnya paling depan ...

@ Bawor:
Layar tancap? Semoga tidak hujan saja...

@ Edi Psw:
Betul Pak Edi

@ adicahblora:
Orang mana ya?

Anonim mengatakan...

salam kenal kang...
saya berkunjung lagi ke rumahmu....

joe mengatakan...

Salam kenal juga Falla, terimah kasih atas kunjungannya...

Anonim mengatakan...

saya menunggu seperokokan jisamsu dan sepeminuman teh untuk membaca ini, wakakak...
awas jurus monyet melempar buah...

Unknown mengatakan...

sepeminuman teh menunggu jendela ini muncul, harusnya komentar nggak usah pake jurus lempar monyet sembunyi titit... biar lebih afdhol...

joe mengatakan...

Kalau jaman sekarang mungkin diganti dengan sepeminuman jus, sepemasakan rice cooker he hehe ...

Anonim mengatakan...

Saya jadi inget waktu masih jamannya demen baca komiknya wiro sableng

Anonim mengatakan...

Kisah yg tak pernah selesai...
Hmm, 80an adl masa ketika saya jadi anak kecil kang...
Citarasa asik tiap berkunjung ke sini

joe mengatakan...

sama, saya juga masik kuecil banget... masih anak-anak ...
Thanks

Ridho mengatakan...

hehehe kapak geni 212.........

*pernah jadi Ip ku kemren hehehe

reni mengatakan...

Aku kenal cerita Wiro Sableng waktu dibuatkan sinetronnya di televisi.
Lucu sih ceritanya, tapi penokohannya di sinetron itu "wagu" karena tokohnya gak bisa Bhs. Jawa. Jadi aneh melihatnya hehehe.
Aku belum pernah baca bukunya...

Anonim mengatakan...

waktu sekolah dulu gak bakalan terlewatkan nih sintronna :D

Anonim mengatakan...

wah, jadi kangen pengen baca wiro lagi neh...

goresan pena mengatakan...

wah...saya termasuk penggemar cerita silat...bermula dari kho ping ho, lantas termasuhlah SH Mintarja, Bastian Tito, sampai Senopati Pamungkas nya Arswendo...

tapi yang terakhir itu yang paling saya gemari.

mungkin, cerita wiro sableng ini akan terus langgeng dengan ketidaksempurnaannya...sehingga pembaca dapat bebas menentukan endingnya..

Anonim mengatakan...

Karya besar selalu menyisakan pesan.
Setidaknya ada petuah yang bisa dipetik dan berguna bagi pembacanya.

joe mengatakan...

@ reni:
Ya memang harus maklum lah dengan mutu sinetron kita...

@ goresan pena:
Setuju nih, jadi open ending gitu ...

Anonim mengatakan...

suka dulu nonton sinetron wiro sableng, tapi adegan terbang-terbangnya itu loh rasanya seperti dibodohin

joe mengatakan...

sekarang juga masih ada kok, sinetron dengan animasi pas-pasan seperti itu

Anonim mengatakan...

Bastian Tito memang tergolong penulis novel silat yang cukup melegenda. serial wiro sablengnya sukses, baik dalam bentuk buku maupun sinetron. imajinasinya tergolong "liar" dan sekaligus juga kreatif!

Anonim mengatakan...

pernah suatu ketika saya baru membeli novel ini dan langsung dipinjam teman dan apesnya buku itu di pipisin adeknya yg masih bayi karena dia taro dibawah kasur adiknya.. aseem akhirnya sy beli lagi yg baru...

joe mengatakan...

Wah, beli dua kali jadinya ya...

abinehanafi mengatakan...

setelah lihat serialnya di RCTI ternyata malah wiro sableng g selucu aslinya

joe mengatakan...

Memang begitulah, biasanya film yang diangkat dari sebuah novel tantangannya pada adaptasinya, sebab biasanya pembaca sudah punya gambaran tentang tokoh utama di dalam benak masing-masing. Kalau misalnya tiba-tiba di film tidak sesuai dengan imajinasi penonton maka penonton pun kecewa.. Harry Poeter hanya salah satu film yang sukses dari adaptasi film, tidak seperti misalnya Da Vinci Code, banyak yang menilai Tom Hanks kurang pas memerankan tokoh utama...

Anonim mengatakan...

sy fansnya wiro sableng, bro. versi bioskopnya kudu dibikin nih.

Anonim mengatakan...

Saya suka pilm neh

joe mengatakan...

Versi bioskopnya sudah lama beredar kok

Anonim mengatakan...

Wiro oh wirooo...., saya penggemar beratnya lho mas. Sayang banget ya gak selesai. Gimana ya kalo ada yang bisa meneruskan ceritanya??

My_Style mengatakan...

wiro sableng, kapakmu masih tajam ra. diasah dulu biar tajam, ntar kalo ketemu musuh langsung tebas langsung KO

joe mengatakan...

@ Guru Gaul:
Memang pernah ada sih wacana untuk diteruskan oleh orang lain, tapi yang pasti style-nya jelas beda...

Anonim mengatakan...

WAH JAGOAN WAKTU AKECIL NIH

joe mengatakan...

iku ngefans juga ni?

Anonim mengatakan...

wah itu aku khatam bacanya hahahahha..

212 memiliki makna didalam kehidupan
dalam diri manusia terdapat 2 unsur ingat duniawi dan tuhan.
segala yg ada dalam dunia ini terdiri atas kebalikan.
yang berlawanan namun merupakan pasangan.
semua tak bisa dipisahkan

Anonim mengatakan...

saya juga gemar baca Wiro 212 sewaktu msh kuliah. Kapak Geni 212 murid Sinto Gendeng, hehehehe...........mat kenal mas Johnny. TQ sudah berkunjung ke blog saya.

Anonim mengatakan...

ya, salam kenal juga, kok tahu nama saya?

Anonim mengatakan...

terus endingnya bagaimana ya?

one stop blogging mengatakan...

ketika dibuat sinetron, hasilnya sangat mengecewakan, jauh dari yang dicitrakan para pembacanya di dalam novelnya ...

bejo mengatakan...

yang terbaru apa nih judul bukunya...
buat yang tahu infoin ya

joe mengatakan...

Bastian Tito sudah wafat, jadi otomatis cerita Wiro Sableng berhenti di tengah jalan ...

Unknown mengatakan...

sampe sekarang kisah wiro sableng juga tetap ngetop ya. tetap diinget orang.

buwel mengatakan...

@rommy: kapaknya ada di blognya partelon...coba kesana...

Choirudin mengatakan...

Wah ini salah satu buku pavorite saya dari zaman SMP, baca di depan rumah sambil dengerin lagunya Iwan Fals. Sebulan sekali samperin loper koran buat nanya udah terbit belum Wiro Sablengnya. Awal2 terbit Wiro Sableng ini setiap 1 episode tamat, tapi setelah lama2 bersambung terus sampe "Meraga Sukma" dengan tukang koran hehehe. Ditayangkan juga di TV tapi ternyata gak seru dan tidak lucu seperti yg di buku. Dan kalau di buku Wiro Sableng itu ganteng abiss tapi yg di TV jelek abiss.
Bro ... Udah bahas sandiwara radio belum tahun 80-an terkenal banget tuch Aria Kamandanu, kalo ada share dong. Thanks

Anonim mengatakan...

1-185 episode wiro sableng ,,,,setelah ganti MiKE ɣªήğ nerusin malah G̲̮̲̅͡åк̲̮̲̅͡  seruu...
Kapan ni beredar └åƍi film nya

Unknown mengatakan...

Saya penggemar wiro, sy baca lagi dr awal sampai akhir, sayang ceritanya putus ditengah jalan,meninggalkan banyak misteri.

Sinopsis Indonesia mengatakan...

Keren nih rating dari filmnya :o Sinopsisnya juga keren sip lah