Minggu, 01 Februari 2009

Liem Swie King, King Smash


Sebagai pemain bulu tangkis dia dapat dikatakan sebagai pemain yang serba lengkap. Dengan permainan net yang tajam dan halus, stroke-nya lengkap, smash-nya keras kerap membuat lawan-lawannya kalang kabut. Dilakukan sambil melayang, shuttlecock dipukul saat tubuh belum menyentuh tanah. Smash yang dilakukan sambil meloncat juga menjadi trade mark tersendiri dengan sebutan King Smash. Perkenalkan: Liem Swie King!

Pada malam yang bersimbah keringat itu dia berhasil mengalahkan maestro bulu tangkis Indonesia, Rudy Hartono. Pada pertandingan final All England 1978 itu terjadi all Indonesia final. Dan itulah pertama kali King menjadi juara All England. Dan sejak saat itulah Liem Swie King memyedot animo dari para pecinta bulu tangkis Indonesia, namanya mulai disegani lawan.

Bulu tangkis adalah kegemaran King sejak kecil. Pria yang lahir di Kudus 28 Februari 1956 itu mengaku, dulu ketika akan bermain dia memasang sendiri net di lapangan. King juga ingat betapa sikap keras ayahnya. Sudah barang tentu Sang Ayah akan marah besar setiap kali dia pulang dengan tertunduk karena kalah. Itulah yang memacu dirinya untuk bisa menjadi juara.

Dari sebuah gudang pabrik rokok Djarum itulah semua cerita dimulai. Gudang yang pada pagi hingga siang digunakan sebagai tempat produksi. Pada sore harinya, setelah hiruk pikuk pekerjaan melinting rokok selesai, kemudian disulap menjadi lapangan bulu tangkis. Tidak hanya karyawan tetapi juga masyarakat umum, termasuk Liem Swie King berlatih di antara aroma sisa-sisa tembakau. Di antara orang-orang yang berlatih itulah, CEO PT Djarum Budi Hartono yang juga penggemar bulu tangkis mengamati perkembangan Liem Swie King. Dia lalu menginstruksikan kepada King untuk latihan servis dengan sasaran ke sudut-sudut jauh base-line. Pada setiap sudut ditempatkan sebuah tong kecil dan setiap bola servis yang masuk ke tong diperhitungkan jumlahnya.

Terkesan dengan bakat King, Budi Hartono kemudian meminta Agus Susanto yang juga kakak iparnya untuk melatih King lebih serius. Sebagai hasilnya pada 1972, di Piala Moenadi, King keluar sebagai juara tunggal putra yunior. Itu adalah gelar pertamanya di dunia bulu tangkis. Setahun berikutnya, King menjadi runner-up PON 1973 di Jakarta. Pada tahun itu PB PBSI memanggilnya ke Pelatnas di Senayan.

Sejak itulah perlahan-lahan King menjelma menjadi King Smash. Dia meraih gelar kejuaraan bulu tangkis bergengsi All England pada 1978, 1979, dan 1981, dan termasuk secara beregu membawa lambang supremasi bulu tangkis beregu putra Piala Thomas tahun 1976, 1979, dan 1984. Gelar kemenangan Swie King menjadi puluhan bila ditambah dengan turnamen "grand prix" yang lain. King juga menyumbang medali emas Asian Games di Bangkok 1978, dan enam kali membela tim Piala Thomas.

Tapi dia hanya manusia yang tidak pernah sempurna. Banyak pengamat menilai dia punya kekurangan pada mentalnya. Menjelang final All England 1980, setelah lampu-lampu dipadamkan dia tidak segera bisa tidur. Memikirkan lawan perkasa yang sudah garang menantinya: Prakash Padukone dari India. Kemudian King kalah. King juga pernah diskors PBSI. Dia terlambat datang di partai tunggal putra SEA Games melawan Lee Hai Thong dari Singapura, akibatnya dia dinyatakan kalah WO. Skorsing 3 bulan adalah waktu yang terlalu lama, apalagi bagi seorang atlit yang haus gelar. Dalam masa skorsing itulah, pemuda yang sesungguhnya pemalu itu tiba-tiba terjun di dunia film. Ia bermain dalam film Sakura Dalam Pelukan, mendampingi Eva Arnaz yang sexy itu.

Mei 1984, pada kejuaraan bulu tangkis beregu Piala Thomas melawan Cina, lewat pertarungan seru di Kuala Lumpur, King yang bermain di tunggal pertama dan diharapkan membawa kemenangan, sekaligus memudahkan jalan bagi pemain selanjutnya ternyata dia kandas. Ia kalah rubber set 15-7, 11-15, 10-15 dari pemain Cina yang jadi musuh bebuyutannya, Luan Jin, tapi Piala Thomas berhasil diboyong. Demikian juga beberapa waktu sebelumnya, di arena All England, King juga gagal. Tapi kali ini dia dihentikan pemain tangguh Denmark, Morten Frost Hansen. Dari serangkaian kegagalan tersebut, King akhirnya memutuskan mundur dari percaturan bulu tangkis tunggal perseorangan, setelah berkiprah selama 15 tahun.

Kini ayah dari Alexander, Stephanie dan Michelle, serta istri Lucia Sumiati Alamsah ini mengisi harinya dengan berkumpul bersama keluarga. Setidaknya setiap seminggu dua kali dia masih sempat bermain tenis sambil mengelola bisnis perhotelan dan spa di Jakarta. Ironisnya ketiga anak Liem Swie King tidak tahu bahwa ayahnya adalah seorang legenda bulutangkis Indonesia.

36 komentar:

Anonim mengatakan...

Liem Swie King is the king. Sayang sekarang tidak ada penerusnya, bulu tangkis Indonesia sedang suram

Anonim mengatakan...

iya, saya sepakat banget dg pendapat mbah kung. lim swie king memang jagoan bulu tangkis. sayangnya, proses regenarasi bulu tangkis di negeri ini mengalami set-back. pasca lim swie king, prestasi bulu tangkis indonesia mengalami degradasi prestasi yang cukup parah.

Anonim mengatakan...

yah, negeri ini sebenarnya punya banyak manusia-manusia hebat yang semestinya bisa menjadi penggerak perubahan. sayangnya justru habis manis sepah dibuang yang mereka terima.

salut untuk njenengan yang sudah menempatkan mereka pada tempat yang semestinya...blog yang keren abiz...

Anonim mengatakan...

salam kenal...tuh tokoh tionghoa yang berjasa ke pada negeri ini...

joe mengatakan...

Betul, dia telah membawa nama Indonesia harum di percaturan internasional. salam kenal juga.

joe mengatakan...

@ onabunga:
Di negara kita banyak sekali mantan atlit yang dulu pernah mengharumkan nama bangsa, namun setelah mereka tidak berkarya lagi lantas terlupakan. Elias Pical misalnya, dia bahkan harus kerja sebagai bodyguard dan berjualan ekstasi untuk menyambung hidupnya.
Masih untung sekali Liem Swie King, di masa tuanya bisa survive.
Thanks ya atas pujiannya...

joe mengatakan...

Akhir-akhir ini memang prestasi bulu tangkis kita cenderung stagnan, bahkan menurun. Piala Thomas dan Uber lambang supremasi bulu tangkis dunia, bahkan sudah lama terbang ke negeri China.

Anonim mengatakan...

Saya baca blog ini seakan-akan menjadi muda lagi je... kok sampeyan masih ingat jaman2 tahun tersebut.. he he bener2 brillian.... waktu tahun segitu aku masih kelas 0 apa SD ya.. hehehehehe
Salut mas.. sampe lim swie king juga detailnya sampeyan tau.... Good good...

joe mengatakan...

Waktu King berjaya aku masih kecil banget kok. Memang saya membuat blog ini juga untuk bernostalgia kok, mengenang masa kecilku.
Salam...

Sinopi mengatakan...

hahahaaaa... ini juga suka bikin heboh thn 80-an, wkt saya SD..
smua depan tv serius nonton!
wah, saya lupa memasukan liem dalam PR 80-an saya
hahahaaaa..

joe mengatakan...

Masukin sekarang saja, belum telat kok...

- s L i K e R s - mengatakan...

Sama taufik hidayat jago mana ya?

Anonim mengatakan...

Makasih Joe.. udah bezuk aku... salam kenal juga...
Siapa tahu dari Pacitan akan tumbuh King Smash King Smash baru... betuuulll...

Roizzz mengatakan...

Wah, salut deh buat mas, atas review pemain bulu tangkis itu krna tuh jaman dah lama, kalo saya dah lupa kali. Wkwkwk

Salam kenal yah mas!

DavidMIqbal mengatakan...

Sekarang Bulu Tangkis lagi merosot y apalagi Taufik Hidayat Mundur

Anonim mengatakan...

salut buat liem..
dulu seringnya nonton di kelurahan haha

Anonim mengatakan...

salut sama dia...
dulu nontonnya di tv hitam putih kelurahan

Anonim mengatakan...

Rudy Hartono bakal beralih profesi. Kini dia sedang mencoba keberuntungan untuk menjadi penghuni Senayan (DPR RI). Mungkin dia berpikir, dunia perbulutangkisan nasional tak lagi menjadi harapan. Tapi, kalo dia jadi nanti, semoga dapat mengubah wajah kusut dunia perbulutangkisan di negeri ini.

joe mengatakan...

Meskipun Rudy tak lagi berkecimpung secara langsung di dunia bulu tangkis, dia tetap atensi terhadap para generasi penerusnya. Ya semoga saja...

joe mengatakan...

@ kw:
asyik dong nontonnya rame-rame, kayak layar tancap.

joe mengatakan...

@ - s L i K e R s - :
Masing-masing punya kelebihan dan keunggulan sendiri2. King 3 kali juara All England tapi belum pernah juara olimpiade (waktu jamannya King) bulutangkis belum masuk olimpiade. Senaliknya Taufik belum pernah juara All England. Tapi menurut pebulu tangkis legenda Denmark Morten Fort Hansen (juara All England 4 kali) smash King sampai saat ini belum ada tandingannya.

joe mengatakan...

@ madhysta:
Sama-sama. Iya kapan-kapan tak bezuk lagi ya...

joe mengatakan...

@ Rois:
Salam kenal juga mas

Anonim mengatakan...

Iya, sekarang siapa ya penerus Liem Swie King? Koq kagak ada pahlawan generasi berikutnya

Anonim mengatakan...

"...ketiga anak Liem Swie King tidak tahu bahwa ayahnya adalah seorang legenda bulutangkis Indonesia."

Ah, yang bener? Masa sih?

Anonim mengatakan...

indonesia salah memilih sponsor

masa rokok dijadikan sponsor utk olahraga

joe mengatakan...

Masalahnya untuk sponsor adalah tergantung siapa yang bersedia mengeluarkan dana untuk membiayai suatu event. Untuk Indonesia belanja iklan terbesar justru adalah dari produsen rokok, yang ironisnya tidak sesuai dengan spirit olah raga.
Salam

joe mengatakan...

@ Ullyanov:
Yup, bener sekali. Mungkin karena King sudah jarang tampil di publik, jadi tidak ada lagi media yang mengeksposnya

Anonim mengatakan...

payah masak anak sendiri kok gak tahu:S

joe mengatakan...

Gak tahu mas, mungkin mereka jarang baca ya...

CEMARA ANGIN mengatakan...

Mas, saya tidak berkomentar banyak. Pada saat orang-orang melaju jauh, Mas Joe mengajak saya dan pembaca sekalian merayap ulang di tahun 80-an. Fantastic banget. GOOD BLOG my friend. Salut dan teruskan.

Anonim mengatakan...

waduh... masa liem swie king, saya belum merhatiin bulutangkis euy... baru tau bulutangkis pertengahan/akhir 80-an pas masa-masa icuk sugiarto.. hehe

@firmansm mengatakan...

saya sangat suka sekali nonton badminton
karena badminton indonesia bisa dibanggakan ..
:)

salam kenal
http://firman.web.id

joe mengatakan...

Betul mas, lewat bulu tangkis nama Indonesia disegani oleh dunia luar. Bulu tangkis juga satu-satunya olah raga yang pernah menyumbang medali emas di Olimpiade.
salam kenal juga

Unknown mengatakan...

jadi inget masa kanak2. Papa suka cerita ttg si King ini.

Eternity Childrens Home Denpasar - Bali mengatakan...

Saya adalah penggemar olah raga bulu tangkis, dan dulu sangat bangga menjadi bangsa Indonesia karena ditakuti dan di segani oleh negara lain karena bulu tangkis kita sangat kuat.
tapi kenapa generasi kita yang sekarang tidak bisa meraih prestasi yang cemerlang seperti atlit-atlit senior kita dulu seperti Lim swie King ,Susi Susanti , Alan ,Ivana Lie dan lainnya.