Sabtu, 16 Mei 2009

Jan Mintaraga dan Komik-Komik Roman Jakarta


Konon dalam belantika komik Indonesia di tahun 70–80-an dikenal tiga komikus besar yang karyanya akan tetap dikenal sepanjang masa. Mereka adalah Hans Jaladara dengan master piece-nya Panji Tengkorak yang disebut-sebut oleh sastrawan Seno Gumira Ajidarma sebagai ‘bukanlah sebuah komik silat melainkan sebuah drama cinta yang tragis’. Lalu ada Ganes Th dengan Si Buta dari Gua Hantu yang terus melegenda.

Yang terakhir adalah Jan Mintaraga. Berbeda dengan rekan-rekannya yang banyak bercerita tentang rimba persilatan, Jan Mintaraga mencoba melawan arus dengan bercerita tentang roman metropolitan, orang menyebutnya komik-komik roman Jakarta. Tentang kehidupan anak-anak orang kaya dengan segala problema cintanya.

Karya-karya Jan begitu berpengaruh berkat karakter tokoh-tokohnya yang kuat. Dia selalu menampilkan tookohnya dengan karakter rambut gondrong, acuh dan agak sinis. Celananya jin belel sepatu kets. Rokok terselip di bibirnya dan menggelantung jaket di pundak. Pada tokoh gadisnya goresan Jan Mintaraga selalu digambarkan dengan bentuk mata indah dan besar. Sedangan dandanan rambutnya sangat anggun. Jan juga mengerjakan detail-detail kecil pada latar belakang, seperti pada bangunan, interior sebuah ruangan, tirai, baju kotak-kotak dengan cara yang menonjol. Juga mulai penggunaan tinta putih untuk memberikan efek-efek tertentu.

Jan Mintaraga ahir di Yogyakarta pada 1942. Jan yang pernah kuliah di Asri Jogya, jurusan interior (1962) dan ITB Bandung, belajar di bawah bimbingan komikus R.A. Kosasih dan Ardisoma. Ia dianggap sebagai komikus yang agak kebarat-baratan, terutama karena gayanya sangat dipengaruhi komikus Amerika. Hal itu dapat dilihat dari penampilan para karakter, sangat tak lazim bagi anak-anak Indonesia, tapi sangat sering kita jumpai pada produk visual dari Amerika atau Eropa ketika itu. Mengenai hal ini Jan sendiri mengakui sendiri bahwa komik-komiknnya banyak terispirasi dari lagu-lagu Bob Dylan. Di antaranya, ada komik yang mengambil judul dari terjemahan sebuah lagu terkenal Bob Dylan, Blowing in The Wind. Komik itu, Tertiup Bersama Angin (1967), karya Jan Mintaraga.

Jan Mintaraga yang mempunyai nama asli Suwalbiyanto memulai dengan "Cinde Laras!" (Arya Guna), serta "Rajawali Menuntut Balas", yang masih berbau tokoh-tokoh Amerika. Jan mulai menarik minat pembacanya dengan "Sebuah Noda Hitam" (1968). Segera disusul dengan "Rhapsodi Dalam Sendu". Tapi tokoh ciptaannya yang terkenal, Rio Purbaya, dalam Sebuah Noda Hitam, yang laris pada awal 1970-an. Untuk Jakarta saja, menurut penerbitnya, terjual 20 ribu eksemplar dan menjadi box office. Bahkan saking populernya tokoh Rio, Roy Marten aktor terpopuler pada saat itu mengaku terilhami tokoh Rio setelah melahap habis komik itu. Roy bahkan sampai berpenampilan sama dengan Rio, kemeja kotak-kotak biru dan celana jeans belel.

Pada 1970-an, Jan termasuk salah satu komikus dengan bayaran termahal. Sebagai gambaran untuk komik setebal ‘hanya’ 48 halaman, honor yang diterima Jan adalah Rp 200 ribu. Tapi itu adalah tahun 1970-an, di mana harga emas waktu itu Rp 250 per gram, jadi bisa dibayangkan betapa jayanya kehidupan komikus yang sukses di zamannya. Selain dikenal karena komik-komik romannya Jan juga sempat membuat beberapa komik laga seperti Indra Bayu, Runtuhnya Pualam Putih, Kelelawar, Puri Iblis, Runtuhnya Puri Iblis, Misteri Tertangkap Jin, Macan Putih, dan Sepasang Gelang Mustika.

65 komentar:

hujan rindu mengatakan...

pertama ya?

hujan rindu mengatakan...

From wikipedia:
Lahir di Yogyakarta, 8 November 1942–14 Desember 1999) adalah seorang komikus Indonesia. Ia sempat mengecap pendidikan di Akademi Seni Rupa Indonesia di Yogyakarta dan di Institut Teknologi Bandung.

Ia mulai menggambar komik sejak tahun 1965. Banyak karya yang sudah diterbitkan, antara lain Sebuah Noda Hitam, Tunggu Aku di Pintu Eden. Cerita-cerita silat: Kelelawar, Teror Macan Putih, Indra Bayu, dll.

Ia juga menulis komik sejarah seperti Imperium Majapahit, Api di Rimba Mentaok. Selain sebagai seorang kartunis, Jan Mintaraga juga dikenal sebagai seorang ilustrator.

Admin mengatakan...

Saya suka wiro mandala putra petir, tapi sekarang bukunya dah ancur kali. Mau hunting lagi gak ada waktu

Kang Sugeng mengatakan...

Jai ingat masa lalu tiap aku moco tulisanmu Jo...
Aku suka komik Panji sama Wiro, sampai lupa waktu kalo mbaca.
Saya persilahkan Jo.. main ke rumahku, tapi maaf postingan saya terkesan ngawur dan ilegal, tanpa ijin sama yg punya nama.

Kang Sugeng mengatakan...

Aku yo wong Pacitan Jo...

suwung mengatakan...

suka yang mahabarata bosssssssss

hendra mengatakan...

mantap zaman dahulu ya sob... bangga kita melihat mereka mereka itu... komik mereka sangat lah fenomenal... saya jadi bangga...

attayaya mengatakan...

pernah liat yang si buta dr gua hantu, yg lainnya belom. abisaaan keasikan mbaca eni erow sehhh hehehehe

rco mengatakan...

rasanya sudah pernah baca, tapi sudah lama sekali seih....

arikaka mengatakan...

wah, ga beruntung nih ga hidup di jaman banyak komikus produktif...

buJaNG mengatakan...

Wah untuk yang ini saya belum pernah dengar....

dwina mengatakan...

gambaran cowoknya kek dalam pelem lupus atao catatan si boy hehehhe

kalo wiro masih inget tuh, ama gaya gokilnya dia

joe mengatakan...

@ mantancopet:

Iya, aku sudah mampir ke rumah Mas. Terima kasih sudah mampir juga ...

reni mengatakan...

Aku gak hobby baca komik-2 sih... apalagi komik silat. Jadi aku hanya tau nama-2 pengarangnya aja dan gak pernah tau ceritanya hehehe..

Anonim mengatakan...

tulisannya mas Joe sll saja mencabik2 ingatan saya, maklum di 80an saya msh remaja, jd ingat betul komik2 itu. Dulu rajin datang ke persewaan komik, sekali duduk selesai baca... tp esoknya pengin baca lagi...

joe mengatakan...

Kalau aku tahun-tahun itu masih kecil Pak, aku tahunya agak telat setelah aku besar...

de asmara mengatakan...

rinduuu bgt sama cergam2nya anak bangsa, tapi yg bnr2 khas indonesia, bukan kejepang2an atau kebarat2an. skrg sedikit terobati dg nongolnya Beny&Mice, meskipun ceritanya 'cuma' sarkasme thdp kondisi yg ada

donkissotes mengatakan...

kok g ada gambaran kehidupannya jan skr joe?

pa dia dah mati..?
hari tuanya spt apa joe,,menarik sih..

nc post
thx

joe mengatakan...

Sayang sekali Jan Mintaraga sudah menghadap Sang Kuasa pada tanggal 14 Desember 1999 pada usia 57 tahun...

joe mengatakan...

@ de asmara
Semasa hidupnya Jan Mintaraga juga banyak dikritik akibat pengaruh barat/Eropa pada sentuhan komiknya, seperti penggunaan tokoh-tokoh yang berbau barat, model busana pada setiap tokoh utamanya, namun demikian belum separah komikus sekarang yang sangat berkiblat kepada komik Jepang/Manga

Marianus mengatakan...

tapi komik indonesia tengah diserbu komik jepang yang lebih modern... padahal dari segi kualitas komikus indonesia tidak kalah... bahkan lebih bagus... tapi apakah itu bagian dari budaya modern, orang lebih menyukai dan dianggap prestisius kalau baca komik luar negeri? aneh....

attayaya mengatakan...

aku numpang majang di blog yg keren inijuga dong.

dekade 80 dah terpajang ditempatku

JAUHDIMATA mengatakan...

adakah lagi yang seperti wirosableng?

joe mengatakan...

@ attayaya:

Sip, sudah aku pasang bro. Thanks ya..

marsudiyanto mengatakan...

Jadi kangen komik2 seperti itu...

Basyarah mengatakan...

kaya'nya gw tahun segituan lum bisa apa2 deh..

hryh77 mengatakan...

wew.. ternyata dulu si buta dari gua hantu itu awalnya dari komik yah.. baru tau saya he..he..

attayaya mengatakan...

makasih banyak mas

yangputri mengatakan...

kalo komik silat, aku kurang suka ya... tp kalo yang romantis aku suka banget

terimakasih ya dah mampir
salam kenal ne

Wongndeso mengatakan...

Waduh kalau masalh perkomikan ... aku tidak terlalu mengikuti ... tapi sip lah Mas joe membedah dengan gaya tulisan ynag sangat bagus sekali ... makasih

senoaji mengatakan...

aku ki bingung arep komeng opo xixixiixixixi... tur matur nuwun udah mengulas kunci-kunci sejarah yang terputus..

Unknown mengatakan...

kalo gak salah Jan Mintaraga itu nama bapak salah seorang temanku wkt SMA deh.

JO mengatakan...

aku lom pernah baca bang, bisa tolong dipaketin ke dublin. ngarep mode on,hehehe.

Ani mengatakan...

Hmm..bener tuh waktu itu Jan Mintaraga lagi terkenal ya komik2nya? Ingat kalau liburan sekolah, sama bapak di pinjamkan buku silat seri dan komik2 di perpus umum.

joe mengatakan...

@ JengSri:

Boleh, tapi ongkos kirimnya dulu ya...

Anton mengatakan...

Sukses selalu dengan dekade 80an ... Mas Joe ... aku penasarn Mas Joe dapat bahan dari mana ... ya ... kok seakan-akan nggak ada habisnya ... hee hee hee ... penasaran banget loh

joe mengatakan...

Wah bahannya apa yang terlintas di benak, atau dari buka-buka majalah bekas, terus cari referensinya di Google.

Sukses juga ...

J O N K mengatakan...

wah, kreatifan jaman dulu ya, sekarang kayaknya dikit banget komik made in Indo ...

Ratusya mengatakan...

btw, komik poskota, yang doyok ntu masih ada ga ya?
duh sayah taunya doyok & sailormoon doang :(

buwel mengatakan...

ini pengarang mang top markotop dah, aku waktu kecil sring baca karyanya...

Belajar Blog mengatakan...

Jan Mintaraga??
wah yang saya tahu SH mintaraga (bener ga yahh?)pengarang buku "kyai nagasasra dan sabuk inten"

nah kalau komik sukanya gundala dan jaka sembung..wah jadi inget masa lalu mas..
salam kenal mas...sekalian ijin pasang link mas di blog saya nieh ceritanya..
hehehe

Itik Bali mengatakan...

Aku bingung mau komeng apa..
aku nggak ngerti
lha aku belum lahir je mas..

tapi baca ini aku jadi tahu
keren banget rapa komikus Indonesia
kok malah sekarang yang aku temuin komik jepang mlulu

editya mengatakan...

komik jaman dulu ya..dulu indonesia byk buat komik ya mas..kalo sekarang aoa ada gak orang indo buat komik

Andri Journal mengatakan...

Komik petruk dan kawan2 tu termasuk komik 80an gak?

~noe~ mengatakan...

akan halnya dgn kondisi perkomikan lokal sekarang bagaimana? di toko buku banyak bertaburan komik2 jepang. bahkan saking jepangnya, istilah komik pun sudah mulai bergeser menjadi manga.
kreator2 komik kita hanya bertugas menggambar saja dgn ide dan lisensi dari luar.
menyedihkan ya...

aprie mengatakan...

kalo petruk itu yang ngegambar sapa ya?

Unknown mengatakan...

Joe, bener deh, pak Jan ini ternyata ayahnya temanku wkt SMA. Nama puterinya Fera. tapi aku udah gak pernah ketemu lagi tuh sama Fera.

Unknown mengatakan...

Joe, bener deh, pak Jan ini ternyata ayahnya temanku wkt SMA. Nama puterinya Fera. tapi aku udah gak pernah ketemu lagi tuh sama Fera.

cak narto mengatakan...

Wah, saya belum pernah baca nie, heheeee...

LimaLimaLimaLimaLima mengatakan...

wahhh punya kover majalah lama ga bang ?

Mufti AM mengatakan...

Saya masih punya komik tentang berdirinya kerajaan Mataram dari Paman Jan Mintaraga dan Mahabarata-Baratayuda dari Om Teguh Santosa. Dibaca pada masa sekarang juga masih asyik...

casual cutie mengatakan...

casualcutie ga punya komik itu, kalo komik semar, gareng, petruk sih punya

edylaw mengatakan...

Dulu waktu saya mash kecil, saya sering beli komik cerita seram dan komik cerita lucu yg berisi tokoh petruk,gareng dkk. Tuh bukunya komiknya tipis banget. Kalau gak salah harganya rp.50 atau rp.100 gitu. Sekarang ini saya lihat di toko buku sudah gak ada komik seperti itu. Huh sayang banget. Jadi teringat sering berantem ama temen gara2 rebutan baca komik itu :D


Salam kenal

joe mengatakan...

@ aprie:

ada banyak komikus yang menciptakan Petruk Gareng, tapi yang paling terkenal adalah Tatang S. Sudah pernah aku bahas di sini kok...

Dimensi muslimah mengatakan...

huhuhuhuh...keren abis artikel nya..bisa nambah pengetahuan..

Emy mengatakan...

bingung karena belom baca,,
baca ulang lagi ah,,

joe mengatakan...

@ LimaLimaLimaLimaLima:

Coba kamu kunjungi blog http://koleksikemalaatmojo.blogspot.com/
Tapi jangan lupa minta ijin sama pemiliknya ya...

agung mengatakan...

waa...bisa nambah pengetahuan ni

jangan lupa kunjungi blog saya juga...tentang iklan gratis ya...

Blogger senayan mengatakan...

asyik posting yang jadul2
makaci ya

Dinoe mengatakan...

Tokoh yang penuh inspiratif...saya pernah baca juga..memang bagus karya2nya..salam Persahabatan..

rayearth2601 mengatakan...

wah, belom pernah baca bukunya
hehe

kakara mengatakan...

Jadi ingin kembali ke masa lalu nh..
TFS frenz

Anonim mengatakan...

Untuk Sang Cerpenis Bercerita, saya ralat informasinya Jan Mintaraga berputri 4 orang:
Patsy
Lorraine
Nana
Bernadette

Tidak ada anaknya yang bernama Fera.

JM bersma di SMA 9 Bulungan, Jakarta (sekarang menjadi SMU 70 Bulungan, Jakarta).

near mengatakan...

matur nuwun mas atas infonya. saya juga penyuka komik Indonesia. kapan-kapan berkunjunglah ke blog saya di wwww.socialone15.blogspot.com
salam....

gue mengatakan...

test